Selasa, 26 Mei 2009

Nisye dan Harry Maksum Kekasih Allah: oleh Marissa Haque (PPP)


Thursday, 9 April 2009



Tak terhingga rasa terimakasih serta hutang budiku pribadi kepada – pasangan suami-istri yang sangat ikhlas ini – Nisye dan Harry Maksum dari PPP kota Bandung. Harry Maksum terlahir dari kedua orang tua beraliran Islam Parmusi, sementara Nisye istrinya terlahir dari kedua orang tua beraliran Islam Persis. Sejak awal kehadiran saya di Dapil Jabar 1 dimana saat awal saya merasa tidak pede alias ragu-ragu, untuk dapat menggarap dengan rapih-terencana­-terukur-terkendali untuk pelaksanaan Pileg 2009 ini, mendapatkan dorongan serta dukungan penuh dari mereka berdua — termasuk hampir seluruh keluarga besar Maksum dikota Bandung.

Kota Bandung memang spesial. Kalau diawal saya memiliki keterikatan emosional dengan kota Bandung karena memenangkan Piala Citra sebagai Pemeran Pembantu Wanita Terbaik pada FFI tahun 1985 pada film arahan almarhum sutradara Sophan Sophiaan berjudul “Tinggal Landas Buat Kekasih” dimana pada tahun yang sama tersebut saya sekaligus dinominasikan untuk dua film. Film kedua dimana saya dinominasikan adalah “Serpihan Mutiara Retak” yang disutradarai Wahab Abdi.Difilm “Tinggal Landas Buat Kekasih” itu pula saya menemukan jodoh luar dalam yang kemudian menjadi suamiku – insya Allah the one and only – Ikang Fawzi seorang mahasiswa tingkat akhir FISIP-UI jurusan Administrasi Niaga, anak seorang Duta Besar RI yang baru pulang tugas dari negara Pakistan, yang sekaligus juga seorang penyanyi rock yang mulai naik daun. Adalah seorang Produser PT. Gramedia Film yang pertama kali memperkenalkan Ikang pada saya saat itu, beliau adalah Bapak Edi Soehendro.

Kembali ke kota Bandung, persembahan Mas Harry dan Mbak Nisye untuk kebangkitan Petiga di Jawa Barat sangat luar biasa karena juga melibatkan seluruh anggota keluarga inti dan keluarga besarnya tanpa diminta. Sebagai sebuah partai memang PPP sangat unik. Pangsa pasarnya sama persis diakar rumput seperti PDIP partai lamaku. Namun tentu karena berlogo Ka’bah, PPP adalah sebuah partai dakwah yang dipenuhi doa serta shalawat sehingga sejujurnya jauh lebih ‘adem.’ Sayapun sejalan dengan perjalanan sosialisasi ‘memulung’ ilmu dari Mas Harry Maksum terkait dengan pergerakan Islam selama ini di Bandung, dan Jawa Barat. Mantan wartawan Republika alumni Fisip Unpad jurusan Komunikasi ini ternyata adalah kamus hidup berjalan terkait dengan ilmu Al-Quran dan Al-Hadist. Bagaimana caraku membayar kembali kebaikan serta keikhlasan hati mereka selama ini benar-benar belum mampu saya bayangkan hari ini. Kecuali sebuah doa panjang yang kupanjatkan malam ini bahwa silaturahmi yang telah manis kami jalin selama ini tak ingin kuputuskan sampai ajal menjemput diri kelak.

Keseriusan mereka bersama tim tandem membuahkan pertumbuhan energi internal yang mencengangkan. Rupanya semangat kemenangan 78% dari total score 100% sejak acara di Global TV kemarin, masih terbawa didalam kalbu seluruh teman-teman seperjuangan ini. Bahkan RA. Menik Kodrat sekpriku terkasih menjadi ter-maintain semangatnya karena terbawa oleh energi positif pasangan suami-istri ini.

Dari hati sanubari yang terdalam saya ingin mengekspresikan: “Terimakasih yang tak terhingga Mas Harry dan Mbak Nisye terkasih… terimakasih… terimakasih… terimakasih.” Semoga hasil akhir setelah pencontrngan tanggal 9 April kelak tidak terlalu mengecewakan hasilnya. Namun kiranya apapun yang terjadi setelah kerja keras dan kerja ikhlas kita semua tanpa terkecuali, hanya kepasrahan mengharapkan yang terbaik saja dimata Allah SWT bagi kita semua. Sehingga tidak perlu ada beban oleh karenanya, dan kita tetap bersaudara selamanya. Amiiiinn… Allahu Akbar!

Posted by ikang-marissa.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar